Selasa, 23 September 2008

Right Brain : The Neglected Brain

Seni Pangkal Pandai

 

 

          Otak manusia terdiri dari kumpulan saraf yang membentuk kelompok – kelompok fungsional. Kelompok kecil berupa gyrus, lebih besar berupa lobus, dan gabungan lobus membentuk Hemisphere. Terdapat 2 hemisphere, yaitu Right Hemisphere ( Belahan Otak Kanan ) dan Left Hemisphere ( Belahan Otak Kiri ) yang saling dihubungkan oleh kelompok  serabut saraf yang disebut corpus callosum. Kedua hemisphere mempunyai fungsi yang berbeda, belahan otak kiri lebih dihubungkan dengan kecerdasan (western thinking) sedangkan kanan lebih kearah seni (eastern thinking). Seseorang dianggap mempunyai kualitas otak baik bila mempunyai otak kiri yang baik. Belahan Otak kiri, disebut sebagai hemisfer dominan sejak diketahui oleh Broca th 1864 bahwa pusat kemampuan bicara berada di belahan ini. Penemuan ini menyebabkan belahan otak kanan dianggap tidak penting, sehingga muncul istilah “Otak yang Terabaikan” untuk Belahan Otak kanan.

Tahun 1865, John Hughlings Jackson menengarai pentingnya fungsi belahan kanan untuk memberi persepsi terhadap suatu benda. Diperlukan 11 tahun kemudian untuk mendapatkan data obyektif tentang fungsi otak kanan. Pada tahun 1930 an berhasil didapatkan data yang lebih lengkap tentang fungsi belahan otak kanan ini, dan para ahli mulai serius memikirkan fungsi belahan otak ini.

Mengapa diperlukan waktu yang lama ( 70 tahun an ) untuk menyadari fungsi belahan otak kanan? Menganalisa fungsi otak dan organ tubuh lain pada masa itu dilakukan dengan bedah mayat pada pasien yang mengalami suatu penyakit. Apabila ditemukan kelainan pada otak, kemudian dicocokkan dengan kondisi pasien saat masih hidup. Berbeda dengan masa kini yang sudah tersedia CT Scan, PET Scan, MR Function yang dapat menilai fungsi otak pada orang sehat.  Karena fungsi – fungsi yang ada di belahan kanan lebih difus (menyebar), pada masa itu dirasakan sulit menganalisa apabila terjadi kerusakan. Bandingkan dengan fungsi – fungsi di belahan otak kiri yang lebih terlokalisir di area sempit untuk satu fungsi besar. Area Broca sebagai pusat bicara (di otak kiri) hanya seluas  sekitar 2 x 2 cm ( bandingkan dengan luas keseluruhan permukaan otak yang 12 meter persegi !!! )

  Setelah disadari bahwa otak kanan ternyata turut berperan dalam cara berfikir yang logis, masyarakat barat mengubah pola pendidikan mereka dengan memberi porsi yang setara utuk otak kanan. Pendidkan seni yang banyak menggunakan otak kanan,  mendapat porsi yang setara dengan ilmu pasti exact seperti matematika. Karena terbukti individu dengan otak kanan yang berkembang dengan baik mampu menganalisa suatu hal dengan lebih komprehensif. Kemampuan individu menyusun puzzle, mengenali lingkungan sekitar, mengontrol emosi, mengendalikan rasa sakit dan lain-lain terbukti akan terganggu jika belahan otak kanan ini mengalami gangguan. Kalau belahan kiri lebih kearah IQ maka belahan kanan lebih kearah EQ, suatu hal yang saat ini diyakini menentukan sukses karir seseorang.

Bagaimana mengembangkan otak kanan sehingga meningkatkan kinerja otak kita? Memberikan pendidikan seni dan sosial kepada anak-anak didik sudah menjadi kewajiban kita bersama. Seharusnya porsi ini sudah menjadi bagian dari kurikulum pendidikan di Indonesia, dengan jumlah jam pelajaran yang setara dengan jam pelajaran matematika misalnya. Perlengkapan untuk pelajaran seni wajib ada di tiap sekolah, seni diajarkan secara reguler, bukan hanya untuk kepentingan seremonial perpisahan lulusan sekolah atau lomba saja.

Pelajaran seni tidak dengan paksaan, tidak ada keharusan  seseorang harus mengikuti pelajaran seni tertentu. Anak didik diberi kebebasan memilih seni yang dia sukai. Tidak mungkin menyuruh si anak menyukai menyanyi sementara dia lebih suka melukis misalnya. Pelajaran seni benar-benar memberi kebebasan individu untuk berkreasi dengan  berimajinasi secara bebas. Film anak Doraemon di televisi banyak memberi contoh imajinasi dengan kantung ajaibnya.  Bukankah terbukti pula bahwa keinginan manusia untuk  membuat pesawat terbang diawali oleh imajinasi lukisan Leonardo da Vinci?

 Karena itu mari kita kembangkan bakat seni sekecil apapun yang ada pada anak-anak kita, agar tercipta generasi yang mampu berkarya untuk kemajuan kita bersama. Jika sekolah kita ( pemerintah ) belum mampu menyediakan sarana dan prasarana penunjang, maka kita mulai dari diri kita sendiri. Seni tidak harus berarti kursus musik yang mahal. Seni, apapun bentuknya, dapat merangsang perkembangan positif otak yang pada akhirnya berujung pada pengembangan kualitas analisis dan problem solving secara komperhensif otak kita.

 

Tidak ada komentar: